Bahasa Banyumasan Harus Dilestarikan!
Dalam film warkop, Kasino sering mengucapkan dialek banyumasan sebagai banyolan khasnya. Sampai saat ini pun banyak artis / pelawak yang menggunakan bahasa banyumasan sebagai bahan lawakan mereka.
Bahasa Banyumasan atau bahasa Ngapak memang dianggap lucu dan menghibur. Bahkan bagi orang jawa wetan (daerah Jogja, Semarang, Solo) yang notabene masih satu daerah juga menganggap bahasa ngapak itu lucu. Kosakata lucu, ditambah penggunaan tekanan dalam pengucapannya, intonasi yg kuat, dan ekspresi pengguna bahasa banyumas merupakan ciri khas utama dari bahasa banyumasan.
Bahasa Banyumasan ini digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah bagian barat yaitu daerah Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purwokerto, Banyumas, Pemalang, Tegal, Brebes, ditambah sedikit wilayah Jawa Barat bagian timur yaitu Cirebon dan Indramayu.
Terdapat sedikit perbedaan dari setiap daerah tersebut, yang semakin memperkaya kosakata bahasa banyumasan. Meskipun ada sedikit perbedaan kosakata, logat atau nada dan intonasinya masih sama. Bahasa banyumasan diucapkan dengan semangat. Jangan heran saat berada di daerah banyumasan mendengar orang orangnya berbicara dengan lantang. Ada juga yang mengatakan bahwa cara bicara bahasa banyumasan seperti orang bertengkar.
Bahasa Banyumasan memiliki perbedaan dengan bahasa Jawa pada umumnya. Baik dari kosakata, logat, dan aturan penggunaan. Jika pada bahasa Jawa pada umumnya memiliki aturan tingkatan seperti bahasa Krama, Krama Alus, dan Ngoko. Bahasa Banyumasan tidak mengenal aturan tersebut.
Hal inilah yang sering menjadikan bahasa Banyumasan dianggap kasar. Hal ini terjadi karena banyak kosakata bahasa Banyumasan mirip dengan bahasa Jawa Ngoko. Bahasa Jawa ngoko sendiri digunakan untuk orang yang derajatnya sama, seperti sesama teman. Dan tidak digunakan untuk berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih tua.
Di era modern ini bahasa Banyumasan sudah mulai ditinggalkan. Menurut pengamatan saya, faktor utama ditinggalkanya bahasa Banyumasan adalah anggapan bahwa bahasa Banyumasan itu kasar. Para orang tua lebih memilih mengajarkan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa Krama pada anaknya. Ditambah lagi para remaja yang gengsi menggunakan bahasa Banyumasan karena dianggap kampungan.
Jika hal ini tidak segera ditangani, generasi yang akan datang tidak akan tahu lucunya bahasa Banyumasan. Salah satu warisan leluhur dan jati diri warga banyumas raya akan hilang. Kekayaan budaya Indonesia berupa bahasa daerah akan berkurang.
Lestarikan Bahasa Banyumasan!
Ora ngapak ora kepenak!
~ mas ban
0 comments:
Post a Comment